Biografi Chairil Anwar

Posted: May 2, 2013 in Semester 2

BIOGRAFI CHAIRIL ANWAR

Chairil Anwar adalah sastrawan paling terkenal Indonesia, sehingga majalah TEMPO tahun 2000 menobatkannya sebagai salah satu tokoh terbesar Indonesia pada abad ke-20 (1901-1999). Chairil Anwar adalah pelopor angkatan 45 dengan ciri ciri karya bercorak, realistis, individualistis, universal, objektif dan patriotis. Sangat terkenal dengan karya-karyanya antara lain: Deru Campur Debu (1949), Tiga Menguak Takdir (1950), Aku Ini Binatang Jalang (1942-1949).

Dan Tak kurang, sebagian dari karyanya diterjemahkan ke bahasa asing antara lain Sharp Gravel, Donna M. Dickinson (Barkley, California, 1960), The Voice of the Night: Complete Poetry and Prose of Chairil Anwar, Burton Raffel, Athens, Ohio: Ohio University, Center for International Studies (1993).

Salah satu jasa dari Chairil anwar adalah ia membebaskan ejaan bahasa Indonesia dari aturan lama yang mengekang (ejaan van Ophusyen), untuk menjadi bahasa yang membuka kemungkinan sebagai alat ucap yang lebih mendekati sempurna. Selain Ia juga pelopor revolusi bentuk puisi, dimana bentuk fisik adalah tidak penting, yang penting adalah pengucapan batinnya.

Biodata Chairil Anwar

Chairil Anwar adalah anak satu-satunya dari pasangan Toeloes dan Saleha yang berasal dari kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Di zaman revolusi, ayahnya sempat menjabat Bupati di Indragiri, provinsi RIAU, dan kemudian menjadi Pamongpraja di Medan. Ia masih memiliki pertalian darah dengan Sutan Sjahrir Perdana Menteri Indonesia. Chairil Anwar dilahirkan di Medan, 26 juli 1922, meninggal di Jakarta, 28 April 1949. Masa kecilnya dihabiskan di Medan, menempuh pendidikan di HIS (setingkat SD), lalu ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) yang setingkat SMP. Pindah ke Batavia (Jakarta) saat berusia 19 tahun dan meniti karir sastranya di sana. Ia sempat menikah dengan Hapsah Wiraredja pada 6 Agustus 1946 dan bercerai pada akhir 1948. Chairil Anwar wafat 28 April 1949 di Rumah Sakit CBS (sekarang ESCM) setelah lima hari dirawat karena oenyakit TBC, dan meninggalkan seorang putri bernama Evawanni Alissa yang tinggal bersama mantan istrinya.

Chairil Anwar dikenal sebagai anak yang tampan, dimanja sekaligus penuh percaya diri juga cerdas. Ia selalu mendapatkan fasilitas terbaik dari orang tuanya berkat kedudukan Ayahnya. Namun, perceraian kedua orangtuanya telah membuat kehidupan Chairil berubah, ia membenci ayahnya karena menceraikan Ibunya untuk menikah lagi yang kemudian menyebabkan Chairil pindah ke Jakarta. Tidak lama kemudian Ibunya menyusul ke Jakarta, namun perang dunia II dan pendudukan Jepang telah menyebabkan keadaan yang tidak menentu, sehingga Chairil Anwar mulai menghadapi masalah keuangan dan putus sekolah.

Kondisi putus sekolah menyebabkan keadaan Chairil Anwar serba tidak menentu, namun berkat kemampuan penguasaan empat bahasa yang dimilikinya (Indonesia, Inggris, Jerman dan Belanda), Chairil menjadi tidak bermasalah untuk melahap berbagai macam buku yang disukainya. Buku-buku karangan tokoh dunia semacam Nietzsche, Rainer Maria Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, Hendrik Marsman, J. Slaurhoff, Ernest Hemingway dan Andre Gide habis dilahapnya. Rupanya keadaan serba kekurangan tak menghentikannya dari kegiatan gemar membaca, selain Chairil Juga dikenal teman-temannya sebagai orang yang jorok, penyakitan, suka keluyuran, sulit ditebak dan tak punya pekerjaan tetap. Agaknya, inilah yang membedakan Chairil dengan sastrawan Indonesia lainnya semacam Sanusi Pane, Amir Hamzah, Rustam Effendi, dan M. Yamin yang mapan sebagi redaktur majalah atau poitisi.

Sebagai sastrawan, nama Chairil mulai dikenal pada tahun 1942 setelah karyanya dimuat di majalah Nissan. Ia juga menawarkan karyanya pada Pandji Masyarakat pada tahun 1943, namun gaya individualistis sajak-sajak Chairil,

telah membuat sebagian karyanya ditolak.Namun, apa yang membuat Chairil begitu terkenal, selain sebagai pendobrak dan miitansinya dalam bersastra adalah karena kesalahfahaman masyarakat terhadap karya-karyanya.

Karya-karyanya seperti sajak “Aku” misalnya, bagi banyak orang adalah sajak pemberontakan terhadap penjajahan, padahal menurut Asrul Sani, sajak itu sebenarnya tidak lebih dari “teriakan putus asa dan rasa getir”, termasuk penolakan terhadap sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya, yaitu ayahnya. Pun sajak Diponegoro yang dikira sebagai sajak perjuangan, padahal sajak itu tak lebih dari ungkapan kekaguman Chairil pada sosok Pangeran Diponegoro yang menemukan makna hidupnya. Kontras dengan jiwa Chairil yang gelisah, resah dan cenderung nihilistik karena pengaruh dari apa yang dibacanya.

Salah faham inilah yang menjadikan nama Chairil kian melambung, karena tahun 45-an, memang periode euforia perjuangan bangsa Indonesia. Walau memang ada karya-karya Chairil yang berisi tentang perjuangan melawan penjajahan murni, seperti Krawang Bekasi yang disadur Chairil dari “The Young Dead Soldiers” karya Archibald MacLeish. Walau lewat sajak itu pula nama Chairil tercoreng karena tertuduh sebagai plagiator.

Apapun, Chairil Anwar telah dinobatkan HB Jassin sebagai pelopor angkatan 45. Majalah TEMPO tahun 2000 menobatkannya sebagao salah satu tokoh terbesar Indonesia abad ke XX. Walau ia wafat di usia muda (27 tahun) dan telah bersemayam di taman pemakaman umum Karet Bivak, karya-karyanya terus diperdengarkan hingga hari ini, seakan tak pernah basi. Semasa hidupnya Ia menghasilkan tak kurang 94 karya yang terdiri dari 70 puisi. Sebagiannya tidak diterbitkan hingga kematiannya.

Karya Karya Chairil Anwar

  • Deru Campur Debu (1949)
  • Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949)
  • Tiga Menguak Takdir (1950) (dengan Asrul Sani dan Rivai Apin)
  • “Aku Ini Binatang Jalang: koleksi sajak 1942-1949”, disunting oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986)
  • Derai-derai Cemara (1998)
  • Pulanglah Dia Si Anak Hilang (1948), terjemahan karya Andre Gide
  • Kena Gempur (1951), terjemahan karya John Steinbeck

Sumber:

Chairil Anwar: Legenda Sastra yang Disalahfahami, Suara Merdeka 14 Mei 1999

Bahasa dan sastra Indonesia 1: untuk SMA/MA Kelas XI/ oleh Sri Utami et al, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008

Bahasa dan Sastra Indonesia 2 : Untuk SMA/MA Kelas XI Program Bahasa, Indrawati, Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.

Wikipedia. Demikian Biografi dan Biodata Chairil Anwar Lengkap

 

RESENSI

Sumber            : http://id.shvoong.com/books/biography/2357977-biografi-biodata-chairil-anwar-lengkap/

Judul Buku      : Biografi Chairil Anwar

Peresensi         : Wayan Nirwan Setiabudi

Penerbit           : 3handoyo

Tahun              : 2013

Tebal               : 3 lembar

Chairil Anwar adalah sastrawan yang sangat terkenal dan dipandang luas di Indonesia. Sastrawan yang juga berdarah Medan ini banyak menyumbang besar dalam mengharumkan nama Indonesia. Itu dapat dilihat dari banyak hasil karyanya yang banyak di kenal masyarakat Indonesia maupun dunia.

Banyak sumbangsih beliau dalam perjalanan karyanya terhadap pengaruh-pengaruh dalam dunia sastra di Indonesia. Beliau wafat diusia muda yaitu pada usia 27 tahun. Semasa hidup, beliau kurang lebih telah menciptkan 94 karya yang 70 diantaranya adalah puisi. Sampai saat beliau sudah wafatpun karya-karya beliau masih di terbitkan dan masih bisa kita nikmati sampai saat ini.

Leave a comment